Kediri, KORANMEMO.CO - Sosok Dikri Yusron Afafa sejak musim 2021/2022 telah menjadi salah satu kunci kesuksesan Persik Kediri dalam menjaga pertahanannya.
Gerakannya yang lincah kerap kali memukau para penonton. Sorakan juga kerap kali mengiringi saat dia berhasil menepis sepakan lawan.
Siapa sangka, pria yang sempat menimba ilmu sepak bola di Uruguay ini sempat tidak didukung oleh orangtuanya dan bekerja sebagai admin di pabrik saat sepak bola Indonesia dibekukan FIFA.
Dikri Yusron Afafa ini telah mengenal sepak bola sejak dirinya masih anak-anak.
Saudaranya yang memiliki sekolah sepak bola menjadi tempat pertamanya menimba ilmu tentang sepak bola.
“Awalnya orangtua juga kurang setuju kalau saya jadi pemain sepak bola,†ujar Yusron sapaan akrabnya.
Pandangan orangtuanya ini terbentuk setelah ada saudaranya yang sempat meniti karir sebagai atlet sepak bola namun gagal.
Sempat memiliki karir cemerlang hingga tergabung dalam tim di kotanya, saudaranya itu terpaksa menepi dan memupuskan impiannya menjadi atlet sepak bola profesional akibat cedera yang dialaminya di usia muda.
Namun kecintaan dan bakatnya pada sepak bola tidak bisa disembunyikan, keinginannya untuk terus bermain sepak bola semakin hari semakin tidak terbendung.
