LIVESTYLE

Abrilla Hani Artavia, Pengusaha Muda, Kumpulkan Uang Jajan untuk Modal Usaha

admin
  • Kamis, 24 Februari 2022 | 00:00

Kediri, koranmemo.id - Menjadi pengusaha berarti tidak menggantungkan hidupnya lagi kepada orang lain. Dengan menjadi pengusaha, penghasilan yang diperoleh tidak akan pasti setiap bulannya, tapi hasil yang bisa diperoleh juga bisa jauh melebihi hasil yang bisa diperoleh oleh orang yang bekerja pada umumnya. Meski begitu, untuk menjadi pengusaha dibutuhkan mental yang tangguh dan keyakinan yang tinggi. Dua hal tersebut tidak diajarkan di sekolah dan harus dilatih secara mandiri sejak muda. Hal itulah yang ditunjukan oleh Abrilla Hani Artavia (19), pengusaha muda yang bergerak pada sektor makanan.

Ditemui di rumahnya yang terletak di Jalan Merbabu Gang IV, Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Abrilla bercerita, dirinya telah memulai usahanya sejak masih duduk di bangku SMA. Produk pertamanya adalah salad buah yang ia tawarkan kepada teman – temannya.

“Awalnya waktu masih kelas dua SMA, tahun 2019,” ujar Abrilla.

Untuk menarik pembeli, ia menawarkan salad buatannya itu dengan jaminan uang kembali ketika rasanya tidak memuaskan. Strategi yang ia gunakan itu berhasil menarik banyak pembeli dan meningkatkan kepercayaan orang – orang terhadap produknya. Ia juga mendapatkan banyak respon positif terhadap salad buah yang ia buat.

Untuk memulai usahanya itu, ia mengumpulkan uang saku yang diberikan oleh orangtuanya. Uang yang terkumpul itu kemudian ia gunakan sebagai modal awal untuk membeli buah – buahan sebagai bahan pokok dari salad buah.

Keputusannya menggunakan uang sakunya itu sebagai modal awal adalah buah dari pemikirannya yang memandang jauh ke depan. Meski di usianya yang masih muda, ia telah memikirkan bagaimana kehidupannya di masa depan dan bagaimana bisa hidup mandiri. Oleh karena itu, ia menahan hasratnya untuk membeli sesuatu yang ia inginkan untuk mencapai tujuannya itu.

Menjadi pengusaha, tentunya tidak lepas dari masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Tantangan pertama yang ia hadapi adalah turunnya minat para pembeli terhadap salad buah. Ia mulai merasakan penurunan omzet, sehingga dirinya harus memutar otak untuk tetap menjalankan usahanya.

Dari kondisi tersebut, ia kemudian mendapat ide dari tantenya untuk menjual produk baru yaitu dessert. Saat itu pertengahan tahun 2020, ia menjual dengan cara pre order (PO) dan dalam satu bulan biasanya ia bisa mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 500 – 700 ribu.

Meski masih berusia muda, tantangan yang ia hadapi sebagai pengusaha masih terus berlanjut. Kondisi keluarganya yang tidak baik - baik saja akibat pandemi menyebabkan dirinya harus berlapang dada untuk menunda kuliahnya ketika lulus dari bangku SMA.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya