Trenggalek, koranmemo.co - Tingginya harga beras di Kabupaten Trenggalek membuat petani padi semringah. Sebab harga padi di Bumi Menak Sopal mengalami peningkatan.
Namun di sisi lain, kebahagiaan itu tak sepenuhnya dirasakan kalangan petani karena beberapa diantaranya mengalami gagal panen akibat dampak musim kemarau.
Harga jual tinggi itu salah satunya dialami oleh salah satu petani di Kabupaten Trenggalek, Wigiono. Pria yang memiliki sawah di Kelurahan Kelutan itu mengaku cukup puas dengan harga jual gabah saat ini. Sebab, tak semua petani padi di Bumi Menak Sopal bernasib baik sepertinya.
Baca Juga: Masih Belum Pulih, Winger Persik Kediri Riyatno Abiyoso Menepi
“Ini masa panen kedua. Alhamdulillah, hasilnya lebih bagus jika dibandingkan dengan masa panen pertama,” kata dia.
Petani yang paling awal memanen padinya di area persawahan itu mengungkapkan salah satu penyebab meningkatnya harga gabah itu karena peralihan musim hujan ke musim kemarau kering. Kondisi itu menyebabkan pertumbuhan padi optimal karena matahari bersinar sepanjang hari.
“Kalau kondisi musim keringnya terjadi menjelang panen malah bagus,” imbuhnya.
Baca Juga: Siap Di-launching, Hospitel Bantarangin Ponorogo Terima 64 Nakes Profesional
Dia menggambarkan harga tinggi itu. Dari petak sawahnya seluas 125 meter persegi, dia bisa menghasilkan gabah seberat 7 kuintal. Untuk masa panen pertama, dia mendapatkan 5 sampai 6 kuintal.
