Tulungagung, KORANMEMO. CO - Rencana pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di Pasar Ikan Bandung di Desa/Kecamatan Bandung Tulungagung dipastikan gagal. Sebab pengajuan anggaran ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak direspon.
Kabid Pengelolaan Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung, Hendro Suseno mengatakan, IPAL yang direncanakan dibangun di pasar ikan Bandung sesuai standar. Ini merespon keluhan bau di pasar yang menyengat.
Bau yang menyengat itu muncul lantaran pasar tidak memiliki IPAL, sehingga limbah air ikan di pasar hanya dibuang di gorong-gorong pasar. Inilah yang dikeluhkan warga, apalagi sampai mencemari sumur warga setempat.
"Memang pasar itu tidak punya IPAL yang bagus, cuma mengandalkan gorong-gorong, makanya banyak keluhan bau dan mencemari sumur warga," kata Hendro Suseno, Selasa (30/5/2023).
Hendro mengaku karena keluhan warga lantas meminta anggaran ke KKP untuk membangun IPAL yang sayangnya sampai saat ini belum direspon.
"Belum direspon, apalagi kami dapat kendala lain, karena setelah diobservasi, untuk membangun IPAL luasannya sangat terbatas dan akses keluar masuknya limbah juga kurang," jelasnya.
Kata Hendro, permasalahan yang dihadapi Pasar Ikan Bandung tidak hanya pada bangunan pasarnya, melainkan juga dikarenakan tidak adanya pedagang ikan pada pasar tersebut.
Hanya ada 10 pengusaha ikan yang hanya melakukan bongkar muat ikan di pasar untuk nantinya ikan-ikan itu didistribusikan ke pedagang di dalam maupun luar Tulungagung.
