Tulungagung, koranmemo.co - Maraknya pedagang di jalur lintas selatan (JLS) Tulungagung yang membuat banyak wisatawan nongkrong di tepi JLS memicu permasalahan baru. Pasalnya, pengelolaan sampah yang ada pada kawasan JLS tersebut menjadi tanda tanya yang tentunya apabila tidak dikelola, justru mengganggu kenyamanan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Dedy Eka Purnama mengatakan, sampai saat ini belum ada kerjasama antara DLH dengan Pemerintah Desa (Keboireng dan Besuki) maupun dengan para pedagang. Hal itulah yang membuat Pemkab Tulungagung melalui DLH belum melakukan penanganan sampah.
Selain itu, pihaknya juga terkendala atas status jalan tersebut tang belum jelas kepemilikannya, sehingga Pemkab Tulungagung juga belum memiliki wewenang untuk melakukan penanganan disana. Pihaknya sendiri masih terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Baca Juga: Curi Motor Warga Tulungagung dan Kediri, Residivis asal Malang Berhasil Diringkus Polisi
"Sebenarnya kami sudah meminta rekomendasi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehitanan (KLHK), tapi mereka menjawab bahwa jalan tersebut bukan kewenangan KLHK," kata Dedy Eka Purnama, Rabu (24/1).
Akibatnya, ungkap Dedy, pihak Pemkab Tulungagung sendiri tidak bisa asal memnyediakam tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat sampah pada kawasan tersebut. Biarpun ada, bisa dipastikan tempat sampah tersebut disediakan secara swadaya oleh para pedagang.
Biar begitu, justru timbul pertanyaan lain yakni seperti apa pengelolaan sampah yang ada kawasan tersebut meski tempat sampahnya sudah tersedia. Namun atas masalah status jalan tersebut, tentunya pengelolaan sampah tidak dilakukan oleh Pemkab Tulungagung dan menjadi urusan masing-masing pedagang.
Baca Juga: Tersebar Video Asusila Remaja Perempuan di Tulungagung, Diduga Pelaku Penyebaran Mantan Kekasihnya
"Kalaupun sudah ada tempat sampah, nanti mereka (Pedagang) membuangnya kemana?. Kami jelas belum bisa menangani, karena terkendala status jalan," ungkapnya.
