Ponorogo, koranmemo.co - Kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar turut di tanggapi Disperdagkum Kabupaten Ponorogo. Menurut Disperdagkum fenomena ini diakibatkan karena stok pasokan solar untuk Ponorogo mulai menipis. Selain itu, faktor cuaca kemarau juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya konsumsi solar di kalangan para petani.
Hal tersebut disampaikan langsung Sekertaris sekaligus Plt. Disperdagkum Kabupaten Ponorogo, Ringga Dwi Heri Irawan. Menurut Ringga, sebenarnya BBM jenis solar di kabupaten Ponorogo masih tergolong aman dan cukup untuk satu setengah bulan ke depan. Di mana dari data yang ia miliki, saat ini kuota BBM jenis solar masih tersisa 9.557 kilo liter dari kuota satu tahun sebesar 35.229 kilo liter.
"Jadi paling tidak stok itu aman hingga pertengahan November, dengan asumsi rata rata konsumsi perbulan sekitar 3.650 kilo liter," ungkap Ringga, saat ditemui di kantornya.
Baca Juga: Pengumuman DCS Bacaleg Ponorgo Nihil Tanggapan Masyarakat
Ringga menambahkan, dugaan penyebab tingginya permintaan solar ini seiring dengan musim kemarau yang tengah terjadi.
Konsumsi di tingkat petani meningkat lantaran digunakan untuk mengairi areal persawahannya. Ia juga mencatat dari 25 SPBU di Ponorogo yang aktif, tiga diantaranya mulai menipis untuk stok solarnya.
"Dampak kekeringan juga berpengaruh, yang menipis itu SPBU Madusari, SPBU Babadan sama SPBU Sukorejo," imbuhnya.
Baca Juga: Kabupaten Ponorogo Masuk 20 Besar Daerah Rawan Politik Uang, Jadi Satu-Satunya di Jawa Timur
Sedangkan untuk mencukupi hingga akhir tahun nanti pihaknya juga telah melakukan pengajuan penambahan pasokan BBM jenis solar ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas), sekitar 5.450 kilo liter. Sehingga diharapkan tidak ada kelangkaan nanti hingga akhir tahun 2023.
