Trenggalek

Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak, Trenggalek Optimalisasi Pos Curhat Desa

  • Senin, 20 November 2023 | 21:06
Kegiatan pembekalan konselor di pendopo



Trenggalek, koranmemo.co - Pemerintah Kabupaten Trenggalek bakal melakukan optimalisasi pos curhat yang ada di desa-desa di Kabupaten Trenggalek. Langkah itu dilakukan untuk meningkatkan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bumi Menak Sopal.

Untuk mewujudkan itu, pemerintah daerah setempat meminta peran aktif masyarakat untuk melaporkan ke pos curhat jika ada kasus kekerasan yang menimpa perempuan maupun anak.

“Atau jika ingin lebih privat bisa ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang ada di Gedung Bhawarasa, Komplek Pendopo Manggala Praja Nugraha atau ke hot line 082233343800,” kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam kegiatan pembekalan konselor rumah perlindungan perempuan dan anak di pendopo, Senin (20/11).

Baca Juga: Sederet Prestasi yang Dicapai Pemerintah Kota Batu Sepanjang 2023

Dalam kegiatan pembekalan itu, kata Mas Ipin, pos curhat yang sudah disediakan di setiap desa akan dilengkapi fasilitasnya sebagai upaya untuk memaksimalkan perlindungan perempuan dan anak. Dalam kegiatan itu tak hanya fokus pada upaya pencegahan kekerasan perempuan dan anak, namun juga upaya meningkatkan ekonomi keluarga.

“Fokusnya ada tiga hal yaitu mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, lalu mencegah perdagangan manusia, dan mencegah ketidakadilan akses baik ekonomi maupun pendidikan,” imbuhnya.

Untuk itu, pembekalan konselor itu melibatkan lintas sektoral, termasuk pembekalan pelatihan IT hingga tata busana. Dengan kegiatan itu, Mas Ipin berharap konselor bisa menularkan ke perempuan di masing-masing desa dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga sehingga tidak sampai terjadi perdagangan manusia. Sebab, tak sedikit kekerasan perempuan dan anak juga dilatarbelakangi faktor ekonomi.

Baca Juga: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Berikan Pandangan Pilpres Saat Kunjungan ke Ponorogo

“Karena kasus kekerasan itu seperti gunung es, tidak bisa diukur apakah jumlah yang muncul di permukaan itu benar-benar jumlah kasusnya. Jangan-jangan banyak yang tidak berani speak up (melapor),” pungkasnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya