Tulungagung, koranmemo.id - Ribuan hektate lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Tulungagung terus mengalami penyusutan selama 10 tahun terakhir.
Pasalnya, kawasan yang seharusnya bisa menghasilkan pangan malah berubah jadi area perumahan hingga destinasi wisata.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung Suyanto mengatakan, 10 tahun yang lalu, di Kabupaten Tulungagung masih ada sekitar 25 ribu hektare kawasan LP2B.
Baca Juga: Wisata Durensari Trenggalek Masuk Kategori Desa Wisata Berkelas Dunia ADWI 2023
Namun seiring berjalannya waktu, kawasan LP2B tersebut kian mengalami penyusutan, dan saat ini hanya menyisakan 17 ribu hektare saja.
Penurunan tersebut dikarenakan kawasan LP2B banyak yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan, tempat kuliner, hingga destinasi wisata.
Keberadaan area persawahan berstatus LP2B juga sulit ditambah lantaran harus memiliki irigasi teknis yang baik dan bisa menghasilkan panen tiga kali dalam setahun.
Baca Juga: Kembali dari Pemusatan Latihan, Marcelo Rospide Nilai Fisik Pemain Persik Kediri Meningkat
"Kalau berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan LP2B, kawasan tersebut memang hanya boleh digunakan apabila untuk kepentingan nasional. Utamanya seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandaran maupun bendungan," ujarnya.
